Film bertema nasionalisme kita
cenderung seperti mesin, menyuarakan “Indonesia raya!” atau “Hidup merah putih!”
secara keras, lantang, tapi kosong. Sedangkan untuk film biografi, keharusan mencakup
sebanyak mungkin fase hidup karakternya melahirkan penceritaan tak mulus
berbentuk kumpulan segmen. Susi Susanti:
Love All menggabungkan keduanya sambil mengatasi kelemahan masing-masing
genre, guna
Related : SUSI SUSANTI: LOVE ALL (2019).